Foto diambil dari : UDN News
Seorang pekerja migran asing di Taichung pergi ke pasar untuk membeli buah pada tanggal 9 Februari 2022, namun dirinya berselisih paham dengan pemilik toko buah tersebut, karena kemampuan berbahas yang kurang, yanh akhirnya menimbulkan keributan antara kedua belah pihak.
Saat melihat kejadian tersebut, saksi mata pun segera menghubungi polisi. Saat polisi tiba, polisi menanyakan kejadian tersebut kepada pemilik toko buah tersebut dengan bahasa Taiyu, dan menggunakan bahasa inggris dan bahasa mandarin dasar untuk bertanya pada pekerja migran tersebut. Dan akhirnya pihak kepolisian pun mengetahui penyebab dari pertengkaran tersebut.
Seorang pekerja migran asal Filipina di Taichung membeli buah di pasar tradisional di jalan Fuxing, Tanzi sekitar pukul 8 pagi pada tanggal 9 Februari 2022, tetapi karena keterbatasan bahasa diantara keduanya, akhirnya terjadilah perselisihan antar keduanya. Pemiliki toko buah hanya bisa berbicara dalam bahasa Taiyu, sedangkan pekerja migran hanya bisa berbicara dalam bahasa mandarin dasar. Kesalahpahaman semakin menjadi, suasana semakin memanas, dan bahkan pertengkaran pun sempat pecah, orang yang lewat melihat situasi tersebut pun segera melapor ke polisi untuk datang ke tempat kejadian menangani masalah tersebut.
Setelah menerima laporan tersebut Kantor Polisi Taiga, mengirim petugas Polisi Wu Bing Quan dan Zhang Bai Hui ke tempat kejadian. Setelah Wu dan Zhang tiba, mereka menanyakan kejadian tersebut masing-masing dalam bahasa Taiyu, Inggris dan Mandarin. Pekerja migran tersebut mengatakan kepada polisi bahwa menurutnya harga buah bos terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan yang ia harapkan, sehingga dia mencoba bernego dengan pemilik toko buah; pemilik toko buah mengatakan bahwa dia merasa pekerja migran telah memperlakukan produk buahnya terlalu kasar, tetapi karena keterbatasan bahasa antara kedua belah pihak, akhirnya kedua belah pihak menjadi emosi dan timbul pertengkaran.
Setelah polisi memahami posisi kedua belah pihak, mereka menggunakan tiga saluran "Taiyu, Mandarin, dan Inggris" sebagai jembatan komunikasi antara kedua belah pihak, memungkinkan satu sama lain untuk memahami situasi dan menyampaikan isi otak masing-masing. Setelah 15 menit, petugas polisi akhirnya menjernihkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak dan mencegah konflik terjadi lagi.
Chen Aizheng, direktur Kepolisian Tanzi Institute, mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat berbeda, dan dia biasanya mendorong rekan-rekannya untuk memperkaya kemampuan berbahasa mereka.
Untungnya, Wu dan Zhang, tidak lupa untuk terus meningkatkan dan mempertahankan keterampilan dasar bahasa Inggris, yang berguna dalam perselisihan seperti ini.